Kreativitas dosen Fakultas Seni Rupa di masa pandemi Covid-19 mengusung ide-ide baru dengan merespon situasi dan kondisi saat ini. Meskipun dalam kurun waktu pandemi Covid-19, tidak menghentikan semangat dosen Fakultas Seni Rupa untuk tetap aktif berkarya. Salah  satunya dosen Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta, Drs. Otok Herum Marwoto, M.Sn. telah merancang karya batik “Truntum Ceplok Corona”

Konsep Karya & Makna Filosofi Batik “Truntum Ceplok Corona”

Konsep Karya
Wabah yg melanda umat manusia di dunia ini sangat dahsyat, yaitu wabah virus Corona.
Virus yg sangat misterius dan mematikan membuat dunia lumpuh tak berdaya, sehingga membuat saya terinspirasi untuk mengimplementasikannya ke dlm sebuah karya seni, yg berupa batik.
Bentuk virus yg kelihatannya tdk kasat mata, akan saya coba wujudkan secara visual dgn imajinasi yg ada dlm pikiran saya.
Motif batik yg diterapkan dlm karya ini merupakan perpaduan antara motik batik klasik yg sdh dikembangkan (Truntum) dgn motif batik modern (Corona), menjadi perpaduan yg dinamis antara tradisi & modern.

Makna Filosofi
Secara etimologi, truntum berasal dari istilah teruntum–tuntum (bahasa Jawa) artinya tumbuh lagi. Taruntum memiliki arti senantiasa bersemi dan semarak lagi. Bermotif seperti taburan bunga-bunga abstrak kecil, atau menyerupai kuntum bunga melati.
Ceplok adalah sebuah lambang dari keseimbangan, keteraturan, dan kesempurnaan.
Motif ceplokan biasanya terdiri dari motif-motif geometris, seperti lingkaran, kotak persegi empat, bujur sangkar, dan bintang. Motif-motif geometris itu terkadang dikombinasikan dengan motif lainnya, seperti bunga, gurdo atau garuda.
Karya Truntum Ceplok Corona, adalah penggambaran dunia saat ini yg sedang dilanda musibah yg sangat dahsyat, yaitu penyebaran Virus Corona.
Coronavirus atau sering disebut Covid-19 adalah nama sebuah virus yang menyebabkan penyakit pada manusia yg mematikan.
Manusia di seluruh dunia hrs bisa bertahan dari serangan virus ini dengan selalu menjaga kesehatan dgn meningkatkan daya imun tubuh yg kuat, atau stamina yg prima.
Dalam karya batik ini warna dasarnya adalah hitam, penggambaran dari dunia saat ini yg kelam karena dilanda musibah hebat.
Motif latar berupa truntum, menggambarkan sebuah kekuatan semangat manusia yg secara bersama2 ingin tumbuh dan bersemi kembali dari sebuah keterpurukan.
Motif Ceplok Corona, menggambarkan sebuah bentuk Virus Corona yg penyebarannya sangat cepat.
Karya ini bisa menjadikan pengingat di masa depan, yg menjadikan sejarah kelam ditahun 2020.