Komik Strip; Melepas Jenuh Dan Merekatkan Peserta International Olympiad In Informatics 2022

Komik adalah media yang diakrabi hampir semua orang, terlebih komik strip; karena hadir ‘tanpa diminta’ lewat surat kabar, majalah, dan kini media sosial digital seperti instagram. Komik strip dapat digunakan juga untuk menyalurkan hobi, melepas stress dan menjalin kebersamaan.

Seperti yang dilakukan oleh Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta yang diwakili oleh Prodi Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta, yang mengajak para siswa sekolah menengah atas dari berbagai belahan dunia, peserta International Olympiad in Informatics (IOI) 2022 membuat komik strip mereka sendiri.

Peserta yang berkesempatan mengikuti Fun Workshop; Comic Strip adalah siswa dari negara Colombia, Taiwan, Mongolia, dan Portugal, serta para official dan volunteer dari Indonesia.

Komik strip yang dirancang dibebaskan bentuk dan cara berceritanya, karena program ini berupaya untuk membuang jenuh dan tekanan yang didapat peserta selama mengikuti IOI 2022, 7-15 Agustus 2022. Selain dikenalkan teknik sederhana berkomik-strip, dikenalkan dalam acara tersebut metode Jam-Strip atau membuat komik strip secara kolaboratif. Tiap peserta membuat kisah awal yang kemudian diedarkan untuk diteruskan oleh peserta lainnya; lintas gaya gambar, lintas cerita, lintas bahasa, lintas negara.

Kreativitas penting dalam hal ini, namun yang lebih penting adalah bagaimana merespon cerita dengan narasi gambar menjadi suatu aktivitas yang menyenangkan, hingga jadi satu halaman komik strip. Selain karya komik, yang kemudian didapat adalah sukacita dan tawa-canda karena satu cerita yang diawali oleh tiap peserta mengalir dan berkembang menjadi kisah yang lucu, aneh dan tak terduga. Batas canggung peserta antar negara sebagai sesama kontestan IOI pun cair melalui jalinan kisah-kisah naratif dalam bentuk komik strip. Di akhir acara para pelajar asing saling bertukar kontak dan tanda tangan di masing-masing karya komik strip kolaboratif yang akan mereka bawa pulang ke negara masing-masing.

Pada kesempatan tersebut tidak ketinggalan diperkenalkan langgam kebudayaan naratif-sekuensial yang ada di Indonesia, mulai dari deretan bas-relief yang ada di candi-candi seperti Borobudur dan Prambanan, lukisan berurutan di situs Kerta Gosa di Klungkung Bali, serta wayang beber, oleh mentor Terra Bajraghosa, M.Sn. yang didampingi oleh Lutse Lambert Daniel Morin, M.Sn., Alit Ayu Dewantari, M.Sn., Lily Elserisa, M.Sn. dan beberapa mahasiswa Desain Komunikasi Visual.

Kredit Foto: Nicky Raisa, Lily Elserisa, Alit Ayu D.