Vienna, 6 Mei 2025 – Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan Academy of Fine Arts Vienna (AFAV) secara resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pada hari ini, pukul 17.00 waktu setempat, di kampus utama AFAV, Austria. Penandatanganan ini menjadi tonggak penting dalam mempererat hubungan akademik dan budaya antara kedua institusi seni bergengsi ini.
Kolaborasi dimulai sejak awal Januari 2025 dengan kunjungan dari delegasi academy of Fine Arts Viena sejumlah 7 orang (2 dosen dan 5 mahasiswa) dan dilanjutkan dengan visiting dr delegasi ISI Yogyakarta dari 4-12 Mei 2025
melalui proyek Mobility Art Project dengan Jurusan Seni Murni ISI Yogyakarta, yang didukung oleh skema pendanaan Erasmus+. Inisiatif ini membuka peluang pertukaran mahasiswa, dosen, serta kerja sama dalam bentuk kuliah umum, presentasi karya, simposium, penelitian, publikasi jurnal, dan lokakarya lintas disiplin seni.
Kunjungan delegasi ISI Yogyakarta disambut dengan hangat oleh Dr. Johan F. Hartle selaku Rektor di kampus utamanya yang telah berdiri lebih dari 300thn, serta para dosen, maupun respons akrab mahasiswa Academy of Fine Arts Vienna. Dr. Hartle menyatakan “Kita harus bergerak cepat bersama agar semangat ini tidak hanya selesai dalam bentuk MOU tapi juga pada kerja nyata. Kami sangat senang membangun relasi akademik dan seni terutamanya isu ekologis, perubahan iklim melalui project eco-art antara 2 kampus”.
Rekognisi lokal – global untuk project mobility ini membangun suasana penuh keakraban, setara, dan saling menghargai memperkuat semangat kolaboratif yang menjadi dasar kerja sama ini.
Selama beberapa hari di Vienna, perwakilan dari ISI Yogyakarta seperti Prof. M. Dwi Marianto, Dr. I Gede Arya Sucitra (Wakil Dekan Akademik FSRD ISI Yogyakarta), Satrio Hari Wicaksono, M.Sn, dan Dr. Gogor Bangsa, M.Sn (selaku ketua unit urusan internasional) serta 2 mahasiswa seni murni juga berkesempatan memberikan presentasi aspek akademik, kuliah umum (public lecture), serta menyelenggarakan lokakarya sebagai bagian dari kegiatan akademik bersama. Interaksi ini diharapkan menjadi titik awal pertukaran gagasan dan praktik artistik yang lebih luas di masa mendatang.
Kerja sama ini menandai semangat baru dalam memperluas jejaring global ISI Yogyakarta dan membuka ruang bagi dialog serta praktik seni yang inklusif dan berkelanjutan. Seperti semangat yang kami usung bersama: “Together we can go far.”
Author : Dyah Retno


