Ujian Tugas Akhir Penciptaan
Program Studi S-1 Tata Kelola Seni – FSR ISI Yogyakarta
Judul :
*KURASI PAMERAN SENI RUPA “MENERJANG BATAS” KARYA PENYANDANG TUNANETRA DENGAN TIGA TAHAPAN REKOGNISI SENSORIK*
Rabu, 22 Juli 2020
09:00 – 16:00 WIB
Peserta :
Tomi Firdaus
1500055026
Pembimbing I :
A. Sujud Dartanto, S. Sn., M. Hum.
Pembimbing II:
Trisna Pradita Putra, S. Sos., M.M.
Cognate/Penguji Ahli:
Dr. Mikke Susanto, S.Sn., M.A.
Joseph Beuys (1921-1983) pernah menyatakan bahwa setiap orang adalah seniman. Secara harfiah, penyandang tunanetra pun termaksud di dalamnya. Dalam menciptakan karya sebuah karya keterbatasan fisik atau mental bukan menjadi permasalah. Jika keterbatasan itu adalah masalah maka Stephen Hawkin tidak akan pernah menyelesaikan karya “A Brief History of The Time” dan Stevie Wonder tidak akan mendapatkan sejumlah penghargaan bergengsi dari Grammy Award.
Kurator sebagai oknum yang berpihak pada pameran dan seniman memiliki otoritas dalam merancang metode, memilih dan mengangkat seniman dalam pamerannya. Otoritas tersebut dapat digunakan untuk mengangkat karya-karya dari penyandang tunanetra kepada publik. Penciptaan metode kurasi tiga tahapan rekognisi Sensorik dibuat dan diterapkan untuk memberikan pengenalan dan pengalaman bagi penyandang tunanetra untuk menciptakan karya seni rupa dua dimensional berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh mereka. Dalam penerapan metode tersebut, kurator bekerjasama dan melibatkan siswa/i dari MTsLB/A Yaketunis (Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam) untuk menciptakan karya seni rupa dua dimensional.
Tugas akhir penciptaan kuratorial ini merupakan yang pertama di program S-1 Tata Kelola Seni, FSR ISI Yogyakarta. Tentu banyak hal-hal menarik dalam tugas akhir ini. Semoga hasil dari tugas akhir ini dapat memberikan cara pandang baru dan manfaat bagi banyak orang.