Repost WartaKita.org – Pegiat seni Temanku Lima Benua mendapat kesempatan untuk merancang Piala Bank Sampah yang diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 2024 di JW Marriot Hotel Jakarta pada Selasa (16/7/2024).
“Saya bersyukur mendapat kesempatan untuk merancang Piala Bank Sampah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI ini,” katanya, Selasa (16/7/2024) malam.
Mahasiswa Jurusan Tata Kelola Seni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini menyampaikan, proses perancangan desain dan pembuatan Piala Bank Sampah ini memakan waktu 12 hari dan menghasilkan 10 piala.
“(desain) Piala Bank Sampah ini saya mulai dari akar masalah sampah itu, yakni manusia. Sehingga yang harus diperbaiki itu manusianya, pola pikirnya, mindset-nya. Bahwa mindset-nya harus tumbuh atau growth, tidak fixed. Dengan cara memperhatikan 3R, recycle, reduce, dan reuse,” ujarnya.
Perempuan yang akrab disapa Liben ini menjelaskan, jika dunia ingin zero waste dan zero emission, maka masyarakat harus memulai pengelolaan sampah itu dari rumah.
“Nah, 3R ini menjadi landasan dalam memahami climate change dan mitigasi bumi. Jadi dalam piala itu, bentuk tubuh manusianya saya rancang tiga pilar. Tiga pilarnya itu recycle, reduce, dan reuse,” terangnya.
Warga Dukuh Geritan, Desa Belang Wetan, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten itu mengemukakan, dalam Piala Bank Sampah ini terdapat lingkaran di tengah.
“Yang lingkaran di tengah itu ada gambar rumah. Ini artinya, bahwa kalau mau zero waste dan zero emission itu harus dimulai dari rumah. Dan lingkaran itu mengartikan zero, dan berarti bumi. Bahwa ketika kita bisa mengelola sampah itu, maka kita akan bisa menghambat entropi bumi. Nah, landasan bawah yang ada di patung itu artinya dasar untuk memahami climate change dan mitigasi bumi,” paparnya.
Liben mengatakan, ada perbedaan antara Piala Bank Sampah dengan piala-piala lainnya.
“Yang membedakan Piala Bank Sampah dengan piala-piala yang lain itu, bahwa Piala Bank Sampa ini dirancang dimulai dari filosofi dan makna, kemudian teknik pembuatan. Piala ini dari material kuningan,” tandasnya.
Ia menambahkan, perancancangan dan pembuatan Piala Bank Sampah ini merupakan bentuk konsen dirinya terhadap seni lingkungan.
“Jadi dari mulai diadakannya Biennale Bank Sampah pada tahun 2020, Eco Art tahun 2022, dan skripsi saya yang berjudul Perancangan Displai Pra Biennale Klaten 2024 ‘Environmetal Art”, dan berlanjut merancang piala penghargaan untuk Bank Sampah ini,” ungkapnya .
Untuk diketahui, Liben telah lulus sidang skripsi pada bulan Mei lalu, dan akan wisuda di bulan September nanti.
“Sambil menunggu wisuda, saya berkesempatan merancang piala penghargaan Bank Sampah untuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Dan hari ini, tanggal 16 Juli, piala tersebut diberikan kepada 3 Bank Sampah Induk Terbaik di Indonesia, dan 4 Bank Sampah Unit Terbaik di Indonesia. Ini yang membaggakan saya,” ucapnya.
Terkait, Rapat Koordinasi Nasional Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 2024 ini mengusung tema “Zero Waste, Zero Emission Menuju 2050”.
Rakornas dan penyerahan penghargaan ini dihadiri sekitar 700 peserta yang terdiri dari perwakilan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Kota, mitra pembangunan, dunia usaha, praktisi dan penggiat lingkungan, persampahan B3, dan limbah B3, pengelola bank sampah, asosiasi, serta para pakar terkait pengolahan sampah B3, dan limbah B3.