Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah bersama mitra lainnya menggelar rangkaian Program “Kemah Kreativitas Nasional” di Kota Batu Jawa Timur. Program yang bertempat di Apel Sun Learning Center Kota Batu ini dibuka oleh Ketua Umum PP. Muhammadiyah Prof. Dr. KH. Haedar Nashir, pada 19 Juli 2024 lalu. Dalam sambutannya Haedar menyebutkan bahwa dengan adanya program ini kita jauh lebih memaknai keindahan hidup kita hari ini.
“Sebab budaya, melalui seni, memberi karakter dan nilai pada bangsa kita. Misalnya tentang sejarah penyebaran agama Islam dahulu di Nusantara dengan cara kultural, damai, dengan menggunakan seni. Tanpa perang,” demikian dalam sambutannya.
Selain kemah kreativitas yang dihadiri dari 30an peserta dari beberapa propinsi, juga menggelar pameran seni lukis bertajuk “Tarian Langit”. Sejumlah 50 lukisan dan 2 karya patung tampil dalam pameran seni rupa dibuka oleh Ketua PP Muhammadiyah bidang Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga, yang juga Guru Besar Pendidikan Matematika UNISMUH Makkasar, Prof. Dr. Irwan Akib, M.Pd.
Pameran yang diadakan di Srengenge Art Space (Gedung Muhammadiyah) Kota Batu Jawa Timur berlangsung pada 19 – 28 Juli 2024. Pembukaaan semalam jam 20.00 ini dihadiri sekitar 350an pengunjung dari beberapa propinsi di Indonesia. Seusai dibuka, dalam beberapa hari pameran ini dikunjungi banyak pelajar dan mahasiswa serta publik umum.
Prof. Dr. Irwan Akib, M.Pd., mengatakan bahwa selama ini organisasi Muhammadiyah terus menggerakkan kegiatan seni, termasuk pameran. “Agenda pameran ini bahkan bisa menjadi bibit untuk mulai menginisiasi sekolah atau program studi seni di universitas Muhammadiyah yang selama ini belum ada. Karena itu pameran di Batu ini bisa menjadi contoh bagi LSB wilayah lainnya untuk menggerakkan kreativitas masyarakat,” ungkapnya.
Pameran ini dikuratori oleh staf pengajar ISI Yogyakarta, Dr. Mikke Susanto, M.A. dan diinisiasi oleh Lembaga Seni Budaya (LSB) Muhammadiyah. Beberapa peserta di dalamnya juga merupakan alumni ISI Yogyakarta. Dalam pameran ini setiap perupa menyajikan satu buah karya dengan berbagai gaya dan teknik, dari realistik, abstrasi, tapestri, drawing hitam putih, hingga kaligrafi. Ide karya juga bervariasi, dari kehidupan keluarga, masyarakat hingga respons tentang kemuhammadiyaan.
Partisipan pameran antara lain A. Rokhim, Aam Artbrow, Abdul Haris, Achmad Toriq, Agus Sujito, Akbar Mahadi, Akhmad Alfu R., Anwar, Badriy, Bambang Puyi, Barri, Chamil Hady, Chrysanti Anggie, Dadang Rukmana, Dedy Kukuh, Joeari Soebardja, Dyan Condro, Fadjar Junaedi, Fadjar Sutardi, Fahrur Rozi, Hadzrat M.M. Zulfikar, Heri Wahyudi (Tarmun), Isa Ansory, Joko Pramono (Jokpram), Jumaldi Alfi, Kana Fuddy Prakoso.
Selain itu ada juga pelukis seperti Leni KM., M. Sobary, Muchis Arif, Medik, Muchlis Zahidy, N. Fitri, Nanang Yulianto, Noer Cholis, Nofi Sucipto, Raisa Hajar M., Rizqi Maulana, Romi Setiawan, S. Waeng, Salamun Kaulam, Sarwo Prasojo, Satuki, Sherlita Adita R., Sidik Ihwani, Sutan Gemilang, Sugeng Pribadi (Klemin), Supriono, Tamtama Anoraga, Tatang B.Sp, Toni Ja’far, Vidi Riyanto Avin, Watonisays, Winarno, Woro, dan Yusfianto.
Pameran “Tarian Langit” ini, menurut Mikke Susanto bukan semata persoalan idea atau topik tentang apa yang ada dalam setiap lukisan para peserta. Dalam perspektif historis, pameran ini ingin mengatakan tentang kelahiran kembali eksistensi lembaga seni yang bernaung di Muhammadiyah yang sempat meredup selama beberapa dasawarsa lalu.
Sajian kali ini oleh kurator ditasbihkan sebagai bentuk upaya baru untuk mengungkap jati diri para perupa yang memiliki orientasi yang sama dengan visi budaya Muhammadiyah. Harapan utama pameran ini terletak untuk tetap meletakkan hakikat hidup sebagai muslim melalui karya seni. Sejumlah lima puluhan perupa dari Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Bali dan Jakarta turut menjadi entitas sekaligus saksi akan adanya dinamika baru di masa kini