Dalam rangka tata kelola kegiatan “Wangi Pradesa” – Festival Rempah dan Budaya Kabupaten Pati 2024, salah satu dosen ISI Yogyakarta diundang sebagai narasumber pelatihan. Agenda workshop pengelolaan ini dilaksanakan pada 15-16 Juli 2024 lalu bertempat di SMP Negeri 4 Pati, Jawa Tengah. Penyelenggaranya adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pati Jawa Tengah.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas para guru seni dan pelaku budaya. Peserta yang terlibat setidaknya berjumlah 80 orang, terdiri dari guru seni budaya tingkat SMP se-Kabupaten Pati, seniman, tim kerja “Wangi Pradesa”, dan staf Bidang Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Pati.
Selama dua hari para guru didampingi oleh narasumber yang juga dosen dari Prodi S1 Tata Kelola Seni FSR ISI Yogyakarta, yakni Jangkung Putra Pangestu, S.Pd., M.Sn. Selain itu ada Bagus Ujianto dari Badan Pelestarian Kebudayaan Kabupaten Pati.
Materi workshop meliputi jalur rempah, temu kenali potensi objek pemajuan kebudayaan (OPK) jalur rempah. Disamping itu materi tentang peninggalan cagar budaya jalur rempah, pengembangan dan pemanfaatan potensi budaya jalur rempah juga diberikan. Materi teknis tentang kuratorial budaya jalur rempah, serta pengelolaan budaya jalur rempah sebagai atraksi budaya dan festival menjadi materi yang tak kalah penting.
Semua materi diberikan untuk menerjemahkan sejarah jalur rempah sebagai warisan budaya yang nantinya akan dituangkan menjadi sebuah festival. Seluruh peserta tampak sangat antusias selama workshop berlangsung. Beberapa peserta mengaku jika daerahnya ternyata memiliki berbagai jenus OPK yang selama ini belum dikembangkan. Mereka berkeinginan untuk mengembangkan OPK tersebut dalam festival “Wangi Pradesa”.
Pada hari pertama peserta dilibatkan dalam diskusi mengenai jalur rempah, kebudayaan, dan festival. Hari kedua dilanjutkan tentang diskusi mengenai OPK dan dilanjutkan dengan identifikasi OPK di daerah masing-masing. Hasil dari identifikasi OPK tersebut dijadikan gagasan untuk diterjemahkan menjadi karya yang akan ditampilkan pada Festival Wangi Pradesa pada bulan Agustus. Diakhir acara, para peserta mempresentasikan konsep karya berdasarkan OPK masing-masing daerah dan saling didiskusikan.
Semoga agenda ini bisa menjadi kerjasama berkelanjutan antar lembaga terkait di atas.