Kemenristekdikti pada tahun 2019 ini telah melaunching direktori baru melalui www.spada.ristekdikti.go.id atau disingkat SPADA (Sistem Pembelajaran Daring Indonesia). Ide ini dilatarbelakangi untuk menjawab beberapa tantangan pendidikan tinggi seperti kapasistas perguruan tinggi yang terbatas; keterjangkauan PT yang rendah dikarenakan sebaran yang kurang merata; masih banyaknya perguruan tinggi yang belum memiliki sumber daya pendidikan yang memadai dan berkualitas, perguruan tinggi bermutu lebih banyak masih terkonsentrasi di pulau Jawa; masih rendahnya layanan pendidikan tinggi yang setara dan bermutu dan masih rendahnya jaminan pemenuhan kebutuhan dan permintaan perguruan tinggi yang bermutu.[1] Istilah Daring adalah bahasa terjemahan dalam Bahasa Indonesia yang setara pada istilah Online. Artinya bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran daring dalam hal ini adalah pembelajaran online, bukan dalam arti offline. Selain latarbelakang di atas, Kemenristekdikti melalui Menteri Ristekdikti Muhammad Nasir di Jakarta, 29 Januari 2018 beliau mengatakan dalam rangka menyambut 2018, Kemenristekdikti telah aktif menyuarakan kebijakan, program dan pandangannya untuk menghadapi Globalisasi Pendidikan dan Revolusi Industri 4.0.[2] Dalam program tersebut, perlunya perguruan tinggi dalam sistem pembelajarannya juga terus mengembangkan keilmuan dan teknologi yang mengacu pada revolusi industri 4.0 yang berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat. Lewat internet untuk segala, sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Sistem pembelajaran daring dalam pendidikan tinggi juga dapat membuka peluang kerjasama luar negri, aksesbilitas dengan mahasiswa-dosen asing sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing bangsa.
Mengacu pada hal tersebut, maka FSR ISI Yogyakarta membuka peluang baru memasuki tahun 2020 melalui Program Bimbingan Teknis Pembelajaran Daring yang dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2020 dengan mengundang narasumber dari salah satu Tim Belmawa Kemendikbud Republik Indonesia sekaligus Dosen UNY Andian Ari Anggraeni, ST., M.Sc. kegiatan ini ditujukan kepada para dosen di lingkungan FSR ISI Yogyakarta. Secara khusus, bagaimana para dosen dibekali pemahaman, pengetahuan dan standar minimal membuat format pembelajaran daring baik yang mendukung perkuliahan praktik maupun perkuliahan teori sebelum memasuki Semester Gasal 2020/2021. Apa yang membedakan format penyajian perkuliahan praktik dan perkuliahan teori dalam pembelajaran daring sehingga capaian pembelajaran dapat terwujud sesuai yang diharapkan. Diharapkan melalui program kegiatan ini dapat mengundang tim ahli yang kompeten dari Kemendikbud Republik Indonesia sehingga tujuan yang diharapkan untuk menguatkan sistem pembelajaran daring di FSR ISI Yogyakarta ke depan dapat terwujud dengan maksimal.
Tujuan Bimbingan Teknis Pembelajaran Daring ini antara lain:
- Peningkatan kualitas SDM di lingkungan FSR ISI Yogyakarta untuk meningkatkan kemampuan belajar-mengajar melalui sistem pembelajaran daring yang bermanfaat untuk pengembangan keilmuan.
- Upaya peningkatan mutu akademik SDM dan para mahasiswa yang mengakses sistem pembelajaran daring.
- Upaya pengembangan sistem dan metode pembelajaran akademik yang tidak hanya offline tetapi juga online/daring yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing bangsa.
- Upaya mengembangkan kualitas keilmuan di FSR ISI Yogyakarta yang bermanfaat bagi seluruh civitas academica.
Adapun Peserta dalam program Bimbingan Teknis Pembelajaran Daring ini terdiri dari Pimpinan Dekanat Fakultas, para Ketua Jurusan, Ketua Program Studi, Sekretaris Jurusan dan Proram Studi di lingkungan FSR ISI Yogyakarta dan semua dosen tetap FSR ISI Yogyakarta.
Setelah kegiatan bimtek daring ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja para dosen dalam mengajar secara daring.