Judul ini sangat penting diingat. Sebab karena arsiplah sebuah peradaban, negara, komunitas, organisasi, lembaga maupun seseorang terbukti keberadaan dan eksistensinya. Entah dalam bentuk apapun arsip tersebut.
Sebagai bagian dari kebutuhan peradaban, perkara arsip juga dipelajari di kampus ISI Yogyakarta. Melalui mata kuliah “Arsip dan Dokumentasi Seni” Jurusan Tata Kelola Seni FSR ISI Yogyakarta, mahasiswa dapat merasakan tentang pentingnya arsip bagi peradaban bangsa.
Kesempatan yang baik terjadi. Kemarin pada 11 Maret 2020, dari jam 13.00-15.30 WIB sejumlah 40an mahasiswa jurusan tsb berkunjung ke Dinas Perpustakaan dan Arsip (DPA – DIY). Kuliah lapangan yang dipandu Dr. Mikke Susanto MA dan Trisna Pradita Putra MM., ini dilakukan untuk melihat langsung sejumlah pekerjaan yang terkait dengan pengarsipan. Narasumber kuliah adalah Bapak Burhan, seorang Arsiparis Utama, yang dimiliki Indonesia.
Selain mengetahui kekayaan koleksi arsip mahasiswa juga mendapat banyak informasi mengenai pengelolan dan sosialisasi arsip. Pengelolaan tersebut mulai dari perolehan, pemeliharaan, pelestarian hingga pelayanan publik. Dalam kesempatan ini, mahasiswa juga memratekkan langsung kerja perlindungan naskah berupa cara melakukan laminasi arsip dengan menggunakan tisu Jepang yang khusus untuk preservasi arsip.
Kesempatan ini juga untuk melihat sejumlah dokumen dari para seniman seperti arsip dari Budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun), dalang wayang ukur Ki Sukasman, Didik Nini Towok, Soimah, dan lain-lain. Melalui praktik kuliah secara langsung diharapkan mahasiswa makin yakin bahwa kuliah di jurusan ini, infrastruktur nya telah ditunjang dengan baik, utamanya oleh negara.
Dengan mengenal arsip, semoga para mahasiswa dapat merasakan tentang pentingnya arsip sebagai bagian dari penjaga peradaban. Untuk itulah jurusan ini perlu ada dan berkiprah. Anak-anak muda, para mahasiswa adalah mereka yang akan terus menjadi bagian di dalamnya. Siapa lagi kalau bukan kita. Kapan lagi kalau bukan sekarang.
Teks: MS