Silpakorn University, Bangkok, Thailand
27 – 31 Oktober 2019
Pameran ini mengetengahkan pertautan berbagai khasanah, antara lain kerjasama antar lembaga pendidikan, proses kreatif sebagai sarana pengenalan diri, citra Timur, dan lintas sektor geo-seni khususnya di Asia Tenggara. Indonesia, lebih khusus Jawa (dimana Yogya sebagai entri) secara historis memiliki kedekatan dengan sejarah tradisi Thailand. Dalam periodisasi sejarah, kehidupan seni era Neolitikum di Asia Tenggara telah hidup sejak tahun 200 SM. Munculnya pengaruh Hindu sebagai kebudayaan besar secara simultan terjadi pada tahun 200-an Masehi, khususnya di Jawa, Kamboja, dan Siam.
Kerjasama ini perlu dieratkan dengan 4 kata kunci: 1) Gestalt theory; 2) Generative art; 3) Golden section; 4) Global Village. Masing-masing kata kunci tersebut memiliki makna signifikan dalam pameran ini. Judul pameran “4G” ini juga dapat dimetaforkan dengan hal yang sedang kontekstual, bahwa teknologi yang kini tengah berkembang dalam budaya komunikasi virtual kita masih banyak menggunakan teknologi berbasis 4G.
Perkembangan teknologi diharapkan juga mampu memediasi kerjasama yang telah dilakukan oleh dua perguruan tinggi penting di Asia Tenggara: ISI Yogyakarta dan Silpakorn University Bangkok. Melalui pameran ini, keduanya dimungkinkan menjadi tulang punggung kerja kreatif di masa depan untuk mewarnai dunia seni. Kerjasama antara Yogyakarta dan Bangkok menyimpan makna bukan semata pertukaran budaya, namun juga memberi contoh bagi yang lain untuk saling bersinergi. Tujuannya untuk membentuk pribadi yang kuat, karya seni yang berkualitas, dan mengikrarkan citra pendidikan seni yang khas di wilayah Asia Tenggara.
Kerjasama ini juga berfungsi untuk kembali menyelami makna kita sebagai orang Timur yang sadar atas perkembangan global. Timur bukan hanya sebagai penanda arah mata angin, namun juga bermakna tentang estetika yang mengarah pada sumbu manusia, alam dan Tuhan. Karya yang bertumpu pula pada kebajikan, kebenaran, dan kebagusan yang dimediasi oleh teknologi 4.0. Konsep semacam ini amat perlu terus disosialisasikan dalam setiap produk kreatif akademis. Agar seni tetap bermanfaat bagi umat manusia seluruh dunia. +++